Selasa, 18 Januari 2011

"Jangan Hujat Mereka"


Assalamualaikum, apakabar blogie?? Pasti baik-baik saja. Langsung aja yaa…
Sebelumnya saya mohon maaf, kalau tulisan ini mungkin menyinggung perasaaan kalian yang membaca postingan ini. Saya harap tidak, karena kita kalian pasti tidak demikian. Ehmmmm...begini yaaaa
Di sini saya cuma mau bilang, mengklarifikasi atau lebih tepatnya memprotes kebiasaan buruk kita, yang mungkin kita tidak sadar akan hal tersebut. Saya kurang suka jika ada orang yang menjelekkan, memvonis (sihiiy..uda kayak apa aja) atau menjadikan kata ini sebagai bahan ejekan. Padahal mereka tidak bersalah dan bahkan tidak tahu apa-apa tetapi telah diejek.
Ingatkah kita dengan kata “KAMPUNGAN” yang sering kita gunakan untuk mengejek mereka yang menurut kita gak gaul? Atau mungkin melakukan sesuatu hal bodoh yang menurut kita aneh? Bahkan mereka yang berbicara bahasa daerah pun juga dibilang kampungan. Atau apa ajalah yang menurut kita tidak patut dilkukan oleh anak/orang kota? (mungkin ini berlaku bagi mereka yang tinggal di kota, hehe…maap ya orang kota). Ya, saya rasa itu bukan kata asing lagi buat kita.
Kita sering mengatakan, “Kampungan kali kok!”, atau “Macam anak kampung!” atau mungking bahasa gaulnya gini “Kampungan banget sih loe!”. Coba kita pikirkan, apakah mereka (orang kampung) yang kita bilang kampungan itu bersalah? Atau apa pernah mereka membuat kita jengkel saat kita mengatakan kampungan, sehingga kita mengeluarkan kata-kata seperti itu? Saya rasa tidak. Mereka tidak pernah membuat kita jengkel dengan keberadaan mereka. Atau mungkin  kita merasa kalau kita sudah gaul sekali sehingga kita mengatakan demikian. Hahaa…saya rasa tidak juga.
Kenapa kita selalu menghujat mereka dengan kata KAMPUNGAN! Apa tidak ada kata-kata lain untuk mengistilahkan perasaan yang saya sebutkan di atas tadi? Menurut saya banyak istilah lain yang bisa digunakan tanpa harus menyudutkan salah satu pihak. Dan tidak semua orang kampung bersikap seperti itu, justru yang mengatakan kampungan itulah yang sebenarnya seperti itu.
Jadi, kalau bisa kita sama-sama menjaga perasaan antar  setiap manusia. Kita tidak boleh membedakan ras, suku, bahasa dan budaya. Kaya atau miskin terus yang pasti kampung atau kota. Karena tidak akan ada kota kalau tidak ada kampung. Gak ada yang namanya cantik kalau gak ada pembandingnya yaitu jelek. Di sini kita saling bergantung antara yang satu dengan yang lain. Kita saling membutuhkan istilahnya simbiosis mutualisme (Biologi dikiiiit) dan yang pasti harus daling menghormati terhadap sesama. Karena manusia adalah insan.
Oke, saya rasa cukup untuk penjelasan ini (padahal gak tau mau nulis apa lagi), semoga bermanfaat dan bisa membuat kita introspeksi diri.
Wassalam

<13 Januari 2011, 22.00 - Terinspirasi dari orang-orang yang berada disekeliling saya>

Jumat, 14 Januari 2011

Kamar Impian

Hai blogie, apa kabar?? lama ya ga ada postingan. saya cuma ingin mengutarakan isi hati saya. tulisan ini sudah beberapa hari yang lalu saya buat, tapi baru bisa di postingkan skrg karena ada sedikit masalah koneksi, hehe
oke deh, kita mulai aja ya ceritanya...cekidot! 

Saat ini saya sangat ingin memiliki kamar sendiri. dimana saya bisa bebas berekspresi melakukan apa saja yang ingin saya lakukan. Saya ga suka seperti ini, harus berbagi kamar dengan saudara saya alias kakak. Saya ingin bebas dengan kamar sendiri. Tidak menjadi orang yang selalu diselipkan ke dalamnya. Saya tidak ingin terus-terusan menjadi Jacob Two-Two yang harus tidur sekamar dengan saudara-saudara kandungnya dan selalu jadi korban kejailan kakak-kakaknya.
Oke, jangan berpikiran negatif dulu, perlu digaris bawahi, disini saya tidak jadi korban kejailan mereka, orang kita uda pada gede semua kok. Yang saya maksud seperti Jacob Two-Two adalah anak bontot yang selalu menurut dengan mereka-mereka yang lebih tua, yang selalu diatur oleh mereka, yang selalu menjadi orang suruhan mereka, dan yang pasti harus berbagi kamar tapi tidak sedikit pula perhatian yang mereka beri untuk saya. (Aku sayang mereka).
Disini ceritanya, saya hanya ingin sebuah kamar, kamar untuk saya SENDIRI! seperti si Jacob yang tidak ingin lagi tidur dengan kakaknya  (kalo si Jacob selalu jadi korban kejailan kakak-kakaknya, kalo saya beda BUKAN karena itu). Saya sangat ingin membuat kamar itu nyaman untuk diriku. Bebas saya letakkan apa saja, tidak ada yang melarang. suka hati saya mau mendekor seperti apa. pokoknya saya sangat ingin menuangkan apa yang ada di otak ini ke dalam sebuah kamar tidur personal itu. Bukannya ga diperbolehkan untuk siapapun yang masuk, boleh dengan senang hati, tapi statusnya itu "kamar si adek",
BUKAN kamar si akak atau si abang atau si anda!

oh Tuhaaan...kapan saya bisa memilki sebuah kamar impian itu???
si Jacob aja uda punya kamar sendiri sekarang, walaupun hanya sebuah kamar yang berada di loteng, uda gelap, sempit, tapi yang penting statusnya "kamarku istanaku".
dan dia bisa membuktikan kalo dia seorang yang mandiri, pemberani, dan tidak takut dengan omong kosong yang selalu diceritakan abangnya itu.
kalo saya nilai dari karakternya di film kartun itu, Jacob lebih dewasa dari saudara-saudara kandungnya yang lain (kenapa jadi cerita si Jacob ya?!)

Baiklah, itu hanya sepenggal curcong (curhat colongan) dari saya. Mungkin ga terlalu penting untuk dibaca. Trus bagi yang uda baca saya ucapkan terima kasih, hehe...semoga keinginan saya memiliki kamar pribadi ini bisa terwujud, amiiin...dan saya bisa bebas melakukan apapun disana. I love my family. walaupun ada sedikit rasa jengkel, tapi AKU sayang kalian semua :)

11/1/11
11pm